Sunday, November 9, 2014

5:35 PM




Isamu Akasaki, Hiroshi Amano serta Shuji Nakamura dianugrahi Nobel Fisika 2014 berkat usaha kerasnya dalam melahirkan light emiting diode (LED) berwarna biru.

Melansir Scientificamerican, Jumat (10/10/2014) , LED berwarna memiliki 2 alasan penting kenapa mereka sangat berguna. Pertama, sinar biru mempunyai sektor aplikasinya sendiri serta ke-2, LED biru yaitu komponen utama dari sinar putih yang melahirkan LED putih. LED putih dipakai pada monitor computer serta telephone.

Langkah kerja LED melibatkan dua sisi dari materi semikonduktor yang dipadukan berbarengan. Semikonduktor yaitu materi yang tidak menghantarkan listrik dengan baik, tetapi mempunyai fleksibilitas.

Sifat fleksibilitas yang dipunyai semikonduktor ini berguna untuk pelaku teknologi. Misalnya, semikonduktor berjenis silikon bila dipadukan dengan unsur yang berlainan jadi bakal merubah sifatnya dalam menghantarkan listrik.

Ada dua type semikonduktor, jenis-n serta jenis-p. Untuk menghasilkan jenis-n, unsur elektron yang perlu ditambah sangat banyak sekali. Berlebihnya elektron membawa dampak semikonduktor ini menghantarkan listrik tambah baik.

Semikonduktor jenis-p memiliki karakter terbalik. Langkah membuatnya yaitu menaikkan elemen kimia yang memiliki defisit elektron dibanding semikonduktor di sekelilingnya. Tetapi, yang menarik yaitu waktu jenis-n serta jenis-p ditempelkan berbarengan.

Waktu arus listrik dialirkan ke semikonduktor itu serta jenis-n memberi elektron ke jenis-p, jadi nampak kilasan sinar kecil.

Warna dari sinar itu ditetapkan type semikonduktornya. Silikon, tak demikian bagus dalam membuahkan sinar. LED yang datang dari silikon bakal membuahkan sinar infra merah, hingga tidak tampak mata manusia. Tetapi, LED infra merah dipakai dalam remote TV.

Meskipun LED merah serta hijau telah ada mulai sejak awal 1960, berbeda dengan LED biru. Pertama kali terlihat di market 1989 serta di buat dari silikon karbit. Tetapi, bahan ini seperti silikon, di kenal tidak efektif.

Beberapa pemenang Nobel Fisika 2014 sudah temukan langkah membuat LED biru dengan gallium nitride. Cuma saja, lebih susah untuk membuahkan cahaya jelas berbahan itu.

Susah lantaran sangatlah sulit membuat kristal gallium nitride memiliki kualitas tinggi. Biasanya, langkah termudah yaitu membuat kristal dari susunan yang sama. Tetapi, susunan atom gallium nitride yang rumit bikin hal itu menantang.

Hingga, untuk bikin LED biru diperlukan banyak susunan materi yang lebih kompleks, menyimpang dari ketentuan kaku yang diperlukan waktu bikin jenis-p serta jenis-n. Dengan cara teori LED biru sanggup direkayasa jadi warna hijau, kuning atau oranye lewat langkah jadikan lebar susunan kuantum berlainan.

Karena peran pemenang Nobel Fisika 2014 jadi LED biru saat ini telah ada. Contoh aplikasinya yaitu pemutar Blu-ray. Cahaya biru memiliki panjang gelombang pendek, hingga amat mungkin celah penyimpanan cakram Blu-ray lebih kecil serta dekat dibanding DVD, yang di buat oleh LED merah.

Tetapi, peran paling besar LED biru yaitu kemampuannya mendatangkan LED putih. Cahaya putih sebetulnya kombinasi dari warna pelangi. Tetapi, mata manusia cuma dapat menangkap tiga warna : merah, hijau serta biru.

Hingga, sinar putih dapat dihasilkan dengan cuma memakai tiga warna itu. Memadukan LED hijau dengan biru bakal membuat sinar putih yang efektif, sediakan seputar 20 kali semakin banyak sinar bila dibanding suatu lampu pijar umum.

LED putih memiliki peran utama dalam penciptaaan back-light untuk monitor computer serta smartphone hingga amat mungkin smartphone tumbuh cepat seperti saat ini. Pengembangan LED biru memerlukan beberapa ratus jam trial and error di laboratorium lewat langkah lakukan prosedur sama dibawah situasi berlainan. Akhirnya, tehnologi yang saat ini ada dimana juga serta bermanfaat untuk orang-orang di semua dunia.

Newer Post
Previous
This is the last post.

0 comments:

Post a Comment